Tidak berselang lama, usai penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (FPIK-UNPATTI) dengan Ocean Policy Research Institute (OPRI) 12 Juni 2024, Sasakawa Peace Fondation mengutus Michael C. Huang, Ph.D. (Senior Research Fellow Division of Ocean Policy Research, OPRI) ke Ambon.
Adapun tujuannya untuk mengenal lebih dekat, menjejaki dan mengumpulkan informasi yang lebih luas guna mempersiapkan bentuk-bentuk kerjasama ke depan, di antaranya: kolaborasi penelitian, magang, kunjungan guru besar dan pertukaran mahasiswa.
Mengawali kunjungan lima harinya di Ambon (17-21 September 2024), Michael C. Huang, Ph.D. menjamu Pimpinan dan Perwakilan Dosen FPIK-UNPATTI di Hotel Santika Ambon lewat santap malam bersama (welcome dinner). Dalam sambutannya Dekan FPIK Dr. Y. Lopulalan, SP.i., M.Si. mengapresiasi progress cepat Sasakawa Peace Fondation lewat kehadiran Michael di Ambon, dengan harapan kedua belah pihak memanfaatkan waktu empat hari dengan efektif dan produktif guna penguatan simpul silaturahmi, saling mengenal lebih dalam, terbangunnya saling percaya guna terselenggaranya kolaborasi yang harmoni dalam ruang riset dan program-program yang akan di gagas secara berkelanjutan.
Dalam kunjungan perdana ke FPIK UNPATTI (Selasa, 18 September), Michael beroleh agenda utama sosialisasi OPRI kepada Perwakilan Mahasiswa dari setiap Program Studi. Mahasiswa sangat antusias dan berespon positif untuk terlibat dalam program-progam yang akan dibangun dan dikembangkan FPIK – OPRI ke depan terutama pertukaran mahasiswa.
Selain itu juga terlibat dalam Focus Grup Discussion (FGD) bertemakan Pengelolaan Sumber daya Berbasis Masyarakat dalam kaitannya dengan Blue Economy bersama Pimpinan dan Perwakilan Dosen Program Studi/Jurusan dalam lingkup FPIK, staff Pemerintah Rutong dan LSM. Narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. Ir. J. W. Mosse, M. Sc, PhD, Dr. J. Abrahamsz, S.Pi, M. Si, Dr. Ir. V. J. Pical, M. Si. Hasil kegiatan ini yaitu Michael beroleh informasi yang komprehensif dan menyeluruh tentang hal ihwal sasi Laut pada sejumlah wilayah di Maluku. Sebagai informasi: Sasi laut adalah sistem pengelolaan berbasis adat yang berfungsi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan memperkuat keteraturan sosial di kalangan masyarakat pesisir. Menurut berbagai ahli, sasi laut mencakup aspek konservasi, sosial, dan ekonomi, yang mengatur pemanfaatan laut secara bijaksana dan berkelanjutan melalui aturan adat yang telah diwariskan turun-temurun.
OPRI turut menaruh perhatian terhadap Sasi Laut, karena sebagai lembaga Think, Do and Innovate-Tank, OPRI memiliki pandangan yang komprehensif terhadap berbagai isu terkait kelautan, menganalisis tantangan melalui pendekatan ilmiah yang memadukan ilmu pengetahuan alam dan sosial serta humaniora. OPRI mengusulkan strategi yang layak untuk dijadikan acuan bagi para pembuat kebijakan di komunitas internasional dan berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan kebijakan ini. OPRI, berkomitmen untuk menggunakan pendekatan penelitian kebijakan guna membantu menyelesaikan berbagai tantangan kelautan yang kita hadapi dan membantu membangun tata kelola kelautan baru sehingga dapat memastikan generasi mendatang dapat menikmati perairan yang sehat selama bertahun-tahun mendatang.
Guna mendapat gambaran penerapan Sasi Laut (Kamis, 19 September), Michael bersama Jajaran Pimpinan dan Perwakilan Dosen FPIK-UNAPTTI melakukan kunjugan lapangan ke Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan – Kota Ambon. Di sana, Staf Ahli Pemerintah Negeri menjelaskan bagaimana kolaborasi antara Warga dan Pemerintah Negeri menjaga dan melestarikan sumber daya laut dengan tradisi berbasis Kearifan Lokal, “Sasi Laut.” Uniknya, pengelolaan Sasi Laut (terhadap jenis biota tertentu: Teripang, Lola dan Lobster) belangsung seiring dengan pelestarian mangrove dan hutan sagu di mana habitat ketiganya terletak berdampingan.
Selanjutnya pada kunjungan lapangan ke Desa Larike, Kecamatan Lehitu, Kabupaten Maluku Tengah (Jumat, 20 September), rombongan yang sama menyaksikan Harmonisasi Alam: Hutan (flora), belut raksasa (Anguila sp.) yang oleh masyarakat lokal disebut “morea” (fauna) hidup pada aliran Sungai Wailela (air tawar) dan memijah di pesisir laut (air asin) Larike.
Kombinasi Sasi Laut dengan pelestarian mangrove dan hutan sagu di Negeri Rutong serta Harmonisasi Alam: Flora, fauna, sungai dan pesisir laut di Desa Larike merupakan fenomena menarik yang dijumpai pada kehidupan masyarakat pesisir Pulu Ambon sehingga kedua wilayah tersebut telah berkembang menjadi wilayah kunjungan wisata. Hasil FGD Sasi Laut dan Kunjungan Lapang untuk menyaksikan penerapan Sasi Laut, menginsiprasi kolaborasi riset FPIK-UNPATTI – OPRI guna menginventarisasi Sasi Laut yang telah dipraktikan secara turun- temurun di Maluku, sejauh mana kefektifannya dan bagaimana pengembangannya.
Riset Sasi Laut di Maluku penting untuk melestarikan kearifan lokal, mengevaluasi efektivitasnya dalam pengelolaan sumber daya laut dan pengembangan potensi yang ada. Riset ini tidak hanya membantu mempertahankan praktik adat yang berkelanjutan, tetapi juga menawarkan peluang guna menyesuaikan dan mengintegrasikan Sasi Laut dalam kebijakan pengelolaan sumber daya modern, sehingga tetap relevan dan bermanfaat di masa depan.
Bagaimana mengintegrasikan Sasi Laut dalam kebijakan pengelolaan sumber daya modern, mungkin bisa dipelajari lebih dalam lewat studi banding ke Jepang untuk mendalami sejumlah konsep dan praktik kearifan lokal terkait dengan pengelolaan sumber daya laut untuk menjaga keberlanjutan ekosistem (termasuk yang memiliki kemiripan dengan Sasi Laut) di Jepang, di antaranya: Satoumi, Funakoshi System, Ama Divers dan Irifune.
Di sela aktivitasnya pada wilayah Kampus, Michael sangat senang berkesempatan berkeliling bersama Jajaran Pimpinan FPIK guna menyaksikan dan beroleh penjelasan tentang sejarah pendirian dan keberadaan bangunan-bangunan Fakultas, Rektorat dan bangunan penunjang penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan UNPATTI. Besar harapan, melalui program- program yang akan dibangun dan dikembangkan FPIK-UNPATTI – OPRI ke depan, kedua pihak dapat berkontribusi bagi terselengaranya pembangunan perikanan dan laut yang berkelanjutan.








