PENERAPAN ALAT PENGASAPAN TERTUTUP PADA PENGOLAHAN IKAN CAKALANG ASAP DI DUSUN PAKARENA, DESA KAIRATU, SERAM BAGIAN BARAT

Unpatti,- Ikan cakalang asap merupakan salah satu produk olahan hasil perikanan yang sangat disukai oleh masyarakat Di Maluku, karena memiliki aroma yang spesifik keasapan dan rasa dagingnya gurih. Salah satu sentra produksi ikan asap di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat adalah dusun Pakarena, desa Kairatu. Jenis ikan yang diolah menjadi ikan asap antara lain ikan momar, komu, cakalang, tuna dan lainnya. Metode pengolahannya masih bersifat tradisional dengan menggunakan peralatan pengasapan berupa para-para dari besi beton. Bahan bakar yang digunakan berupa kayu, tempurung dan sabut kelapa. Cara pengasapan yang demikian dikenal dengan sebutan pengasapan panas secara terbuka. Cara pengasapan terbuka mempunyai beberapa kelemahan antara lain : panas yang diterima produk (ikan) tidak merata, tingkat kematangan produk tidak merata, dibutuhkan bahan bakar yang cukup banyak, produk sering hangus karena menyalanya api dari bahan bakar akibat hembusan angin dan waktu pengasapannya cukup lama yaitu 4-5 jam, Jumat (19 Juli 2019)

Kegiatan Pengabdian Inovasi Kemitraan ini bersumber dari dana DIPA Universitas Pattimura Tahun 2019 sesuai SK Rektor Unpatti No. 671/UN13/SK/2019. Pelaksana kegiatan ini adalah Dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan yang diketuai oleh Dr. Ir. Beni Setha, M.Si dengan anggota Dr. Ir. Vonda M. N. Lalopua, MP  dan Dr. Meigy N. Mailoa, S.Pi., M.Si serta teknisi lapangan : Christian E. Pattipeilohy S,Pi., M.Si. dan juga dibantu oleh  mahasiswa dalam rangka menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL), yaitu Theophanno K. Far Far (Nim. 2016 67 029) dan Paul Matulessy (Nim. 2016 67 031). Selain itu dibantu juga oleh HMPS THP yaitu Marsya Chois Tulaseket dan Rachel G. Ch. Hutauruk. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu ikan cakalang asap yang dihasilkan dan mengembangkan alat pengasapan tertutup yang lebih efektif dan efisien. Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pengolah ikan cakalang asap tentang dasar-dasar pengasapan ikan, pembuatan dan penerapan alat pengasapan tertutup untuk pengasapan ikan.

Berdasarkan hasil uji coba alat pengasapan, diketahui bahwa kapasitas produksi alat pengasapan adalah 120 unit (potongan ikan) atau 60 ekor ikan cakalang ukuran panjang 30-35 cm/ekor. Waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali produksi sekitar 1,5 jam. Dengan demikian, frekuensi produksi setiap hari dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali. Hasil uji organoleptik ikan cakalang asap yang dengan metode skoring menggunakan lembar penilaian sensori ikan asap (SNI 2725:2013) adalah : skor nilai kenampakan 7,86-8,81, skor nilai bau 7,72-8,95, skor nilai rasa 8,08-8,95 dan skor nilai tekstur 7,72-8,95.

Hasil monitoring dan evaluasi memperlihatkan bahwa alat pengasapan tertutup yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini sudah digunakan oleh para pengolah di susun Pakarena, bahwa ada satu pengolah ikan asap bernama Wajahida sudah membuat alat pengasapan tertutup seperti yang diterapkan dalam kegiatan ini.

Diharapkan kegiatan pengabdian ini tidak berakhir sampai disini, namun ke depannya perlu dilakukan pengembangan agar dusun Pakarena dapat dijadikan sentra produksi ikan asap yang memenuhi standar. Seluruh tim pelaksana Pengabdian Inovasi Kemitraan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Univeritas Pattimura, Prof. Dr. M. J.  Saptenno, SH., M.Hum dan Ketua Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat : Prof. Dr.  Dominggus Malle, M.Sc yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *