Dusun Parigi Desa Wahai Seram Utara Tersentuh PPPUD 2019 Ristekdikti Oleh. Trijunianto Moniharapon (Staf Pengajar pada Jurusan THP FPIK Unpatti)

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) sudah menerapkan paradigma baru dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bersifat problem solving untuk skim pengabdian Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD). Program ini bersifat multi tahun (3 tahun), Jumat, (26 – 31 Juli 2019)

Potensi alam Seram Utara sangatlah menjanjikan karena antara lain ada Pantai Ora di Saleman, Taman Nasional Manusela dan Ikan Tuna di Parigi Wahai. Dusun Parigi desa Wahai Seram Utara berbatasan sebelah Utara dengan Laut Seram, sebelah Selatan dengan gunung Binaiya, sebelah Barat dengan desa Malaku sebelah Timur dengan desa Pasahari. Wilayah lautan Seram Utara yang didukung oleh adanya berbagai ekosistem khas daerah tropis seperti mangrove, padang lamun terumbu karang yang berperan penting dalam perkembangan berbagai sumberdaya perairan.

Kegiatan PPPUD 2019 merupakan kegiatan tahun I yang dilakukan oleh Universitas Pattimura dalam hal ini Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Teknologi Hasil Perikanan dan Agrobisnis Hasil Perikanan pada Kelompok Usaha Masyarakat Nelayan Tonda Tuna Pantura di Parigi Wahai. Kegiatan ini sangat strategis dan membantu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Kelompok Usaha Masyarakat Nelayan Tonda Tuna Pantura di Parigi Wahai karena sesuai dengan visi dari skim program.

Gambar : Tim PPPUD 2019 berpose di Gunung Hatu Saka (Batu Kemenangan)

Tim PPPUD 2019 Universitas Pattimura diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Trijunianto Moniharapon, M.S dengan anggota Dr. Ir. Fredy Pattipeilohy, M.Si., Ir. Lilian Soukotta, M.P dan Dr. Meigy Mailoa, S.Pi., M.Si dan dibantu oleh sejumlah Mahasiswa dalam rangka menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL) dan Skripsi, mereka adalah Marcia Tulaseket, Rachel Hutauruk, Amelia Peletimu dan Melva Atuany.

Inovasi teknologi yang diterapkan di dusun Parigi Desa Wahai didapatkan dari hasil invensi sendiri berupa hak paten dengan nomor IDP000050840 tanggal 30 April 2018 dengan judul Metode Pembuatan Pengawet Ikan Segar Dari Serbuk Atung. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk tuna loin dan limbah produksi tuna loin agar berdaya saing tinggi di pasar domestik dan internasional.

Kegiatan pengabdian meliputi 3 tahap yaitu penyuluhan dan pelatihan, penerapan dan pendampingan, dan monitoring dan evaluasi. Kegiatan tahap I meliputi kegiatan penyuluhan dan pelatihan, penerapan dan pendampingan yang sudah berlangsung dari 26 s/d 31 Juli 2019. Materi yang disampaikan terdiri dari: 1). Teknik Preparasi Pengawet Alami Atung (Parinarium glaberimum Hassk). 2). Teknologi pemisahan daging putih dan daging merah dari ikan tuna secara sempurna. 3) Teknologi memperpanjang umur kesegaran dari tuna loin dan limbah tuna loin dengan memakai pengawet alami atung 0,3% (W/W) penggunaan serbuk atung 0,3 % (b/b) terhadap ikan tuna glondongan (utuh)  dan larutan atung 4% (v/b) terhadap tuna loin penggunaan serbuk atung 0,3 % (b/b) terhadap ikan tuna glondongan (utuh)  dan larutan atung 4% (v/b) terhadap tuna loin penggunaan serbuk atung 0,3 % (b/b) terhadap ikan tuna glondongan (utuh)  dan larutan atung 4% (v/b) terhadap tuna loin dan 4%  (V/V). Teknologi pengemasan loin dan tuna loin yang memadai. 4). Teknologi penerapan sanitasi dan higiene pada saat produksi Tuna Loin. 5). Mengemas Tuna Loin dan limbah produksi Tuna Loin terstandar. 6). Pembuatan cash flow sederhana dan teknik pemasaran produk.

Kenyataan di lapangan menunjukkan kelompok usaha sangat antusias dan senang serta rasa ingin tahu yang tinggi untuk menerapkan iptek ini. Tampak dari hasil post-test setelah kelompok usaha masyarakat nelayan tonda Tuna Parigi menerima materi menunjukkan penguasaan pengetahuan dan teknologi rata-rata 80%. Kemungkinan besar karena teknologi yang diterapkan tepat kebutuhan dalam arti membantu permasalahan mitra. Dengan demikian mempercepat difusi teknologi dan manajemen masyarakat perguruan tinggi ke masyarakat industri. Diharapkan kedepan kegiatan sejenis bisa ditularkan ke bagian lainnya di Maluku mengingat Maluku pemasok Tuna Loin untuk eksport.

Terima kasih kami sampaikan ke pihak Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti. Telah mempercayakan kami untuk melakukan kegiatan PPPUD tahap I tahun 2019 dalam bentuk pemberian dana dengan Perjanjian Pendanaan Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Nomor : 082/SP2H/PPM/DRPM/2019.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *