Orasi Dies Natalis ke-56 Tahun 2019

Orasi Ilmiah Pada Dies Natalis ke-56 Universitas Pattimura:
Universitas Pattimura dalam Tantangan Pendidikan Tinggi Memasuki Era Revolusi Industri 4.0

Oleh: Jonny Latuny, ST, M.Eng, Ph.D

Revolusi Industri
Dalam rentang tahun 1800-an hingga 2000-an telah terjadi perubahan-perubahan di dunia Industri yang dimulai dengan Revolusi Industri 1.0, yang terjadi pada era 1780-an yang ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Pemanfaatan mesin bertenaga uap untuk menjalankan mesin-mesin industri membuat kemampuan industri menjadi lebih produktif. Penemuan mesin uap oleh James Watt ini membawa perubahan besar dalam pola dan teknik produksi diberbagai bidang, terutama di sektor industri manufaktur, transportasi dan pertanian. Produksi masal dari kebutuhan-kebutuhan pokok manusia dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih banyak melalui mekanisasi alat-alat produksi di pabrik, yang digerakan oleh mesin-mesin bertenaga uap. Mekanisasi pertanian mulai terjadi dimana pengolahan hasil-hasil panen dapat dilakukan dalam jumlah yang besar dan lebih cepat. Sarana transportasi dari penggunaan tenaga kuda ke kereta api bertenaga uap membawa perubahan besar di masyarakat, terutama transportasi manusia dan barang yang semakin cepat dan dengan volume yang semakin besar.

Perkembangan ini terus berlanjut ke era Revolusi Industri 2.0, yang dimulai pada awal abad ke-20 dengan digunakannya lini produksi manufaktur dengan memanfaatkan tenaga listrik, yang memungkinkan fase baru, yaitu elektrifikasi lini produksi. Produksi mobil Ford seri T oleh Henry Ford merupakan bukti nyata keunggulan elektrikasi lini produksi yang menggunakan conveyor belt (ban berjalan) yang mampu meningkatkan jumlah mobil yang diprodusi serta peningkatan jumlah tenaga kerja yang diperlukan di sektor manufaktur terkait.

Selanjutnya diikuti oleh era Revolusi Industri 3.0, yang memberikan kemampuan sektor industri untuk memanfaatkan proses otomasi industri berbasis teknologi elektronika digital pada sektor manufaktur. Revolusi industri 3.0 membawa perubahan pada proses-proses manufaktur atau produksi yang memanfaatkan perangkat elektronik yang dapat diprogram, programmable logic controller (PLC). Pemanfaatan perangkat-perangkat yang dapat diprogram ini dan ditunjang oleh teknologi informasi menyebabkan proses produksi menjadi lebih fleksible dan efisien.

Kita sekarang memasuki era Revolusi Industri 4.0. Konsep revolusi industri 4.0 ini pertama kali diperkenalkan oleh Klaus Schwab, pakar ilmu ekonomi Jerman dalam bukunya “The Fourth Industrial Revolution“; yang menekankan pada proses revolusi teknologi manufaktur yang memberikan pengaruh signifikan pada pola hidup dan kerja manusia [1]. Revolusi Industri 4.0 merupakan tren yang mengacu kepada otomatisasi dan pertukaran data dalam volume yang masif di bidang-bidang teknik manufaktur serta menggerakan perubahan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang lainnya.

Cyber-Physical Systems (CPS)
Yang membedakan Revolusi Industri 4.0 dari Revolusi Industri 3.0 adalah apa yang disebut sebagai Cyber-Physical Systems (CPS) dan jejaring (komputer) terintegrasi. CPS dikendalikan oleh alogaritma (perangkat lunak), yang dapat terhubung melalui jejaring Internet dan selanjutnya mengendalikan operasi-operasi fisik untuk proses produksi atau pengendalian sistem-sistem mekanis. Sebagai contoh CPS adalah suatu sistem autopilot yang mengendalikan pesawat terbang [3] atau juga sistem pengendali pesawat drone.

Revolusi Industri 4.0 menempatkan teknologi informasi menjadi basis dalam aktifitas kehidupan manusia. Era ini merupakan sebuah fase perubahan baru yang berhubungan dengan penerapan teknologi seperti advanced analysis in big data, Internet of Things (IoT), Machine Learning / Artificial Intelligence (AI) dan automation.

Revolusi Industri 4.0 memiliki banyak kemungkinan-kemungkinan perkembangan yang baru ke depan. Seperti revolusi-revolusi industri sebelumnya, maka Revolusi Industri 4.0 akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan juga akan menghilangkan beberapa lapangan pekerjaan yang sekarang masih ada sekarang dikarenakan tergantikan oleh otomatisasi dan komputerisasi.

Industri 4.0 adalah implementasi intensif dari praktek-praktek atau operasi-operasi industri lintas lini pada suatu organisasi yang dibantu dan difasilitasi oleh teknologi informasi (TI), untuk mencapai pengambilan keputusan yang cepat guna peningkatan produktifitas dan kualitas [2].

Tenaga Kerja dan Revolusi Industri 4.0
Hal menjadi perhatian pada Revolusi Industri 4.0 adalah bahwa tenaga kerja manusia akan banyak tergantikan posisinya oleh proses otomatisasi dan komputerisasi, di sektor manufaktur, dan juga terjadi di sektor atau bidang-bidang lainnya. Sebagai contoh, fungsi seorang manajer untuk mengambil keputusan dalam suatu organisasi dapat digantikan oleh sistem-sistem pintar berbasis komputer yang menjalankan alogaritma decision making berdasar aturan-aturan baku yang terpetakan didalam suatu aplikasi expert system. Di era Revolusi Industri 4.0, pekerjaan yang membutuhkan kreativitas cenderung bertahan, sedangkan yang bersifat repetitif dan tidak memerlukan kreatifitas dan inovasi akan tergantikan oleh mesin [4].

Diperkirakan bahwa kegiatan kerja dan tugas-tugas yang bersifat rutin seperti pekerjaan yang bersifat pemantauan atau monitoring pada proses-proses industri akan seluruhnya atau sebagian diambil alih oleh mesin. Sebagai contoh, IBM Watson, dimana Watson adalah sistem komputer penjawab pertanyaan yang mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dalam bahasa alami, yang dikembangkan menggunakan sistem pakar berbasis AI yang dapat menggantikan pengacara junior. Sistem AI juga telah dikembangkan lebih lanjut dan memiliki potensi untuk menggantikan praktisi medis tingkat dasar. Ini berarti bahwa akan lebih sedikit tersedia lowongan pekerjaan pada tingkat pemula di bidang-bidang ini, sedangkan lowongan pekerjaan untuk level spesialis atau yang memerlukan keakhlian lanjut tetap terbuka karena belum dapat digantikan dengan sistem AI [6].

Sektor ekonomi seperti financial technology yakni proses pemberian kredit, simpan-pinjam, sektor legal/hukum, sektor pertanian – semuanya sudah dimasuki oleh implementasi teknologi dari revolusi baru ini. Dalam hal ini, tenaga untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang dalam bidang-bidang tersebut akan digantikan oleh sistem-sistem cerdas (intelligent systems).

Di era Revolusi Industri 4.0, pertumbuhan ekonomi akan di gerakkan melalui informasi dan ide-ide yang inovatif. Banyak dari usaha-usaha inovatif ini akan di mungkinkan oleh keberadaan CPS. Dengan demikian, tatanan-tatanan ekonomi konvensional yang bertumpu pada lahan, tenaga kerja dan modal akan kehilangan kemampuan kompetitifnya, jika tidak beradaptasi kepada perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan paparan ekonomi global berbasis teknologi di era Revolusi Industri 4.0 [4].

McKinsey (2016) memperkirakan bahwa ketika Revolusi Industri 4.0 berjalan maka sekitar 52,6 juta pekerjaan di Indonesia berpotensi akan tergantikan oleh mesin; 60 persen pekerjaan di dunia akan mengalami otomatisasi, dan 30 persen pekerjaan di dunia akan digantikan dengan mesin-mesin teknologi tinggi. Profesi-profesi seperti: teller bank, pramuniaga, pemasaran, akuntan, kasir, supir, koki, dan buruh pabrik sudah mulai tergeser karena tergantikan oleh sistem-sistem AI dan robot [5].

Pada era Revolusi Industri 4.0 secara umum terdapat tiga ciri dominan perkembangan teknologi yang terjadi, yaitu: 1) digitalisasi, 2) otomatisasi, dan 3) aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) [4].

Cara-cara kita menganalisa dan menyelesaikan masalah mengalami perubahan dikarenakan semakin terbukanya akses kepada pertukaran data-data secara digital dalam jumlah yang sangat masif. Fenomena ini memberikan berbagai kemampuan untuk menganalisa data-data tersebut guna memperoleh informasi-informasi yang bermanfaat, sebagai misal di bidang akademik kita dapat menghitung Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan cepat menggunakan data akademik dari ribuan mahasiswa pada suatu fakultas berdasarkan big data yang tersimpan di suatu sistem akademik.

Dari perkembangan-perkembangan teknologi yang ada sekarang ini, kita sudah mulai melihat munculnya jenis-jenis lapangan pekerjaan baru yang sesuai dengan kebutuhan teknologi pada dunia kerja. Selain itu diperkirakan akan dapat terjadi bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi tetapi tidak diiringi oleh pertumbuhan lapangan kerja, karena produksi barang dan jasa tidak lagi murni dapat dilakukan oleh manusia, tetapi sudah dapat dilakukan dengan memanfaatkan mesin-mesin berbasis komputer yang menjalankan alogaritma-alogaritma cerdas [4].

Di era Revolusi Industri 4.0, keberadaan data dapat disamakan dengan komoditi bahan mentah seperti bahan mentah fisik di Era Industri 1.0. Data mengandung informasi-informasi penting setelah diambil, diolah, direvisi, dievaluasi, maka data-data tersebut memiliki nilai ekonomis sehingga dapat diperjual-belikan [4].

Era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini membawa kita berada pada fase dimana terjadi penggabungan (fusi) dari beberapa teknologi yang tidak hanya membuat proses-proses produksi menjadi otomatis dan efisien, tetapi juga membuat proses-proses penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan memanfaatkan TI dan proses-proses otomatisasi.

Pentingnya Revolusi Industri 4.0
Mengapa Revolusi Industri 4.0 perlu mendapat perhatian di lingkungan pendidikan tinggi? Hal ini karena peguruan tinggi diharapkan dapat melahirkan tenaga kerja yang kompeten, yang siap menghadapi tantangan keperluan industri di dunia kerja, yang mana tantangan-tantangan ini kian kompleks seiring dengan kemajuan teknologi, dimana diperlukan tingkat keahlian kerja yang semakin tinggi, kemampuan beradaptasi yang lebih baik, serta pola pikir yang dinamis.

SDM dan Tantangan Revolusi Industri 4.0
Sebagai acuan kedepan perlu diperhatikan adanya sepuluh keakhlian yang di perlukan untuk memasuki dunia kerja mulai tahun 2020, keakhlian-keakhlian tersebut adalah: kemampuan pemecahan masalah-masalah yang kompleks, pemikiran yang kritis, manajemen SDM, kemampuan berkoordinasi dengan orang lain, intelegensia emosional, kemampuan penilaian dan pengambilan keputusan, orientasi pelayanan, kemampuan negosiasi, dan fleksibilitas pola pikir / kognitif. [4].

Era Revolusi Industri memerlukan sumber daya manusia dengan tingkat literasi digital dan data yang tinggi, untuk itu mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu perlu untuk dibekali dengan kemampuan digital dan literasi analisa data selama masa studi mereka [6]. Lulusan perguruan tinggi perlu dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang dapat menjawab kebutuhan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0, perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penyedia kemampuan keterampilan-keterampilan yang diperlukan tersebut.

Lulusan Perguruan Tinggi dan Revolusi Industri 4.0
Guna menjawab tantangan agar lulusan perguruan tinggi dapat memiliki keakhlian-keakhlian diatas tersebut maka perguruan tinggi seperti Unpatti perlu mempercepat langkah-langkah pengembangan guna menyesuaikan dengan kecepatan perubahan-perubahan teknologi yang terjadi, Unpatti perlu merencanakan untuk meningkatkan tingkat investasi dan rencana-rencana terukur dalam hal meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan (soft skill) dan penguasaan pemanfaatan hardware [6].

Lulusan harus memiliki kemampuan-kemampuan inovasi dan wirausaha, serta memiliki fleksibilitas kognitif untuk menghadapi kompleksitas/kerumitan masalah, karena lulusan akan bekerja dan berinterkasi tidak hanya dengan manusia, tetapi juga dengan cyber-physical system (CPS). Hal ini mengisyaratkan perlunya kemampuan komunikasi yang lebih baik serta keterampilan kolaboratif yang lebih diperlukan. Selain itu, lulusan perguruan tinggi harus memiliki keterampilan belajar mandiri agar tetap memiliki pengetahun dan keakhlian yang relevan di era Revolusi Industri 4.0.

Bagaimana kita memilih langkah-langkah tanggap sebagai institusi dalam kapasitas kita sebagai dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan. Apa yang harus kita rubah dan apa yang harus kita pertahankan?

Untuk menjawab pertanyaan diatas, sangat penting untuk memberikan pendidikan yang tepat kepada tenaga kerja di masa depan. Berdasarkan tren yang terjadi, serta mempertimbangkan bahwa Revolusi Industri 4.0 akan membawa keperluan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam aspek-aspek utama pendidikan terutama pada aspek pedagogik dan pengelolaan sistem pendidikan tinggi. Lebih lanjut akan diperlukan rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap pengaruh Revolusi Industri 4.0 dalam mengembangkan disiplin ilmu dan program studi.

Mengacu kepada konsep kebijakan umum yang disampaikan oleh Menristekdikti maka Unpatti perlu memperhatikan beberapa elemen penting yang harus menjadi fokus dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu [7]: persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian dan reorientasi kurikulum pembelajaran, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal Information Technology (IT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analysis, pengintegrasian CPS, sinergitas antara sistem-sistem digital dengan manusia dalam aspek-aspek akademik dan administrasi untuk menyiapkan langkah-langkah pengembangan yang dapat digunakan untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek digital data literacy, technological literacy dan human literacy.

Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti yang responsif adaptif dan handal untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 sangat diperlukan. Hal ini perlu juga ditunjang dengan pembaharuan sarana sarana-sarana untuk pendidikan, riset, dan ide-ide inovatif yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, riset, dan pengabdian.

Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Industri, dan Masyarakat. Terobosan inovasi dan penguatan metode-metode inovatif untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan terciptanya perusahaan pemula (start-up) berbasis teknologi [8].

Lebih lanjut dalam derap langkah dunia pendidikan kedepan, maka selain ijazah sebagai tanda selesainya mengikuti suatu jenjang Pendidikan di perguruan tinggi, maka para lulusan harus memiliki kompentensi yang dibutuhkan untuk berkompetisi di dunia kerja, yakni tiga kompetensi yang dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0, masing-masing literasi data, literasi teknologi, dan literasi humaniora [4].

Perguruan tinggi dituntut untuk meluluskan mahasiswa yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat. Kemampuan tersebut antara lain meliputi kemampuan menyelesaikan masalah-masalah kompleks, berpikir kritis, kreatif, mampu menjadi manajer yang baik, serta memiliki kemampuan koordinasi yang baik. Lulusan perguruan tinggi juga diharapkan harus punya emotional intellegence yang baik, kemampuan menilai dan pengambilan keputusan yang tepat, berorientasi pelayanan, kemampuan bernegoisasi dan daya kognitif yang fleksibel.

Unpatti sebagai perguruan tinggi bukan hanya sebagai penghasil angkatan kerja yang bertalenta namun juga merupakan salah satu lini depan penyedia solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi di dunia industri dan masyarakat. Unpatti harus menjadi pusat ilmu pengetahuan untuk dunia usaha, industri, institusi-institusi pemerintah dan organisasi-organisasi di masyarakat di daerah Maluku. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan mengeksplorasi metode-metode baru dalam mengajarkan cara-cara belajar berbasis teknologi kepada peserta didiknya [4].

Kedepannya bagian penting dari Revolusi Industri 4.0 mungkin akan terletak di pada kolaborasi antara disiplin ilmu-ilmu seperti teknik listrik, teknik mesin, administrasi bisnis, ilmu komputer, dan cyber law. Interaksi antar berbagai displin ilmu ini lebih banyak terjadi pada dunia industri, oleh karena itu Unpatti perlu meningkatan interaksi dengan dunia industri melalui kerjasama-kerjasama guna memperoleh sumber informasi dan acuan guna memperkaya materi-materi pembelajaran agar sesuai dan selalu up-to-date dengan kebutuhan dunia kerja.

Keterlibatan dalam bentuk kolaborasi berbagai disiplin ilmu di Unpatti diperlukan karena terjadinya konvergensi interaksi manusia-mesin dalam Revolusi Industri 4.0 sehingga akan menyebabkan batas-batas antara disiplin ilmu sains, teknologi, dan ilmu humaniora dan ilmu sosial akan semakin tidak terlihat.

Unpatti harus terus memperhatikan dan menyiapkan lulusan-lulusannya dalam hal peningkatan kemampuan konteks berpikir dan memperkenalkan peserta didiknya kepada sarana-sarana teknologi dan metode-metode yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang terjadi di dunia kerja, serta juga dapat menciptakan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan aspek sosial-ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berbasis laut-pulau melalui penerapan teknologi-teknologi yang tepat guna.

Revolusi Industri 4.0 membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan digital dan kemampuan analisa data yang memadai. Oleh karena itu, seluruh peserta didik di berbagai disiplin yang ada di Unpatti perlu mendapatkan literasi dalam analisis data dan konsep-konsep penguasaan sistem-sistem digital selama masa studi mereka.

Unpatti harus memperhatikan berbagai langkah-langkah untuk menuju Industri 4.0, dalam hal ini menyediakan pendidikan dan pelatihan yang relevan agar didapatkan kemungkinan pelaksanaan proses-proses pembelajaran yang cost-effective yang dapat digunakan untuk peningkatan produktifitas, kompetensi, yang pada akhirnya memberikan kemampuan menyumbangkan keuntungan atau nilai tambah dari sisi ekonomi bagi masyarakat dan industri [9].

Pendidikan 4.0
Dalam melihat tantangan yang di hadapi dalam mempersiapkan Unpatti mengikuti perkembangan Revolusi Industri 4.0 maka perlu juga untuk mengenal apa yang disebut sebagai konsep Pendidikan 4.0 (Education 4.0) (Maria, et. al, 2016). Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang dipakai oleh para ahli teori pendidikan untuk menggambarkan beragam cara dalam mengintegrasikan teknologi informasi dan cyber ke aspek pembelajaran [10].

Inti dari Pendidikan 4.0 adalah kemampuan sistem pendidikan untuk menyiapkan kemampuan ketersedian lulusan-lulusan dengan kecakapan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era Revolusi Industri 4.0. Hal ini sesuai dengan perubahan yang terjadi pada karakteristik pembelajaran berbasis teknologi yang bersifat paralel dan multi-tasking, serta terkoneksi satu dengan yang lainnya dan yang banyak menggunakan teknik visualisasi untuk membantu kemampuan belajar [10].

Dengan demikian manajemen pembelajaran harus difokuskan untuk membantu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memanfaatkan teknologi-teknologi baru, yang membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan perubahan-perubahan di masyarakat. Pendidikan 4.0 diharapkan dapat memperkuat peserta didik untuk menghasilkan inovasi serta langkah-langkah follow-up guna mampu untuk terus secara substantial mempelajari ilmu yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

Pendidikan 4.0 menuntut para dosen untuk mengasah kemampuan pedagogik yang inovatif, serta mengikuti tren perkembangan dan penggunaan teknologi untuk dapat di gunakan dalam meningkatkan kemampuan diri dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi pada era Revolusi Industri 4.0.

Berbagai perguruan tinggi telah memanfaatkan tersedianya teknologi IoT (Internet of Things – Internet untuk segala) yang memungkinkan terkoneksinya perangkat-perangkat komputer bergerak didalam proses-proses perkuliahan [16]. Proses-proses pembelajaran pada Pendidikan 4.0 akan banyak difasilitasi oleh jaringan Internet kecepatan tinggi sebagai sarana diseminasi pengetahuan, melalui penggunaan perangkat-perangkat komputasi tetap dan bergerak dan juga memanfaatkan teknologi kelas virtual.

Pemanfaatan Pendidikan 4.0 menjadi suatu kebutuhan karena konsep ini menyediakan kemampuan dunia pendidikan untuk beradaptasi terhadap Revolusi Industri 4.0, guna memberikan kemampuan yang lebih baik bagi peserta didik untuk belajar secara individu maupun kelompok dan dengan kesempatan yang lebih luas dalam memilih alat bantu belajar berbasis teknologi yang sesuai.

Capaian dan Tantangan
Tantangan-tantangan yang dihadapi sekarang ini pada intinya mengarah kepada bagaimana kita merancang langkah-langkah penyiapan institusi guna menetapkan rencana-rencana ke depan dalam menyiapkan seluruh proses-proses pendidikan yang secara bertahap yang memampukan Unpatti untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga dapat berkompetensi di era Revolusi Industri 4.0. Berikut ini adalah beberapa hasil pemikiran dan ide yang diusulkan untuk menjadi perhatian kita bersama.

Rencana strategis pengembangan yang bersifat technology-oriented. Unpatti sudah harus lebih fokus dalam mempersiapkan berbagai sarana pembelajaran yang secara bertahap mengadopsi teknologi TI dalam implementasinya. Selain itu, perlu adanya penyatuan dan peningkatan sinergitas mengenai arah kebijakan ditingkat pimpinan dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan pengembangan institusi yang mempertimbangkan penetrasi, pemanfaatan, dan pengaruh teknologi di lingkungan Unpatti. Melalui usulan technology-oriented ini maka pengembangan-pengembangan sarana pembelajaran harus memperhatikan pemanfaatan teknologi-teknologi yang umum digunakan di era Revolusi Industri 4.0.

Teknologi-teknologi dan peralatan yang hendak disediakan hendaknya mengikuti perkembangan trend pemanfaatan yang terjadi di dunia kerja / industri. Peralatan-perlatan tidak harus yang terbaru namun yang bersifat esensial yang memang harus tersedia dan yang umum dipergunakan pada dunia kerja. Sebagian dari pengembangan sarana dan pemanfaatan teknologi ini telah telah dilakukan. Hal ini dimulai dengan pembangunan infrastruktur TIK pada pertengahan tahun 2013. Universitas Pattimura memiliki infrastruktur TIK yang cukup kompleks, yang walaupun masih perlu terus dikembangkan karena masih memiliki berbagai kekurangan teknis dan administrasi, tetapi cukup mampu dan dapat digunakan sebagai batu lompatan ke depan untuk berlomba dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya di era Revolusi Industri 4.0.

Lebih lanjut perlu untuk memperkenalkan teknologi-teknologi pendukung kegiatan akademik kepada peserta didik begitu memasuki Unpatti. Perlu dilakukan sosialisai bagi setiap angkatan mahasiswa untuk mengetahui dan memahami cara-cara penggunaan berbagai sistem TI yang tersedia dan yang harus digunakan selama masa studi mereka.

Guna menunjang pemanfaatan teknologi-teknologi yang relevan dengan keakhlian-keakhlian yang diperlukan untuk menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 maka pengembangan Unpatti kedepan memerlukan perencanaan yang matang dan visioner. Dalam hal ini, para perencana harus memiliki pemahaman dan mengerti arah dan tren perkembangan teknologi, sehingga mampu menyusun rencana yang technology-oriented.

Perencanaan berbasis technology-oriented akan membantu untuk mengatur prioritas-prioritas kebutuhan teknologi yang diperlukan dan menyesuaikannya dengan rencana pembiayaan / budgeting. Pembiayaan merupakan bagian yang perlu direncanakan dengan baik, karena untuk mengikuti tren Revolusi Industri 4.0 akan banyak memerlukan ketersediaan sarana TI berupa peralatan komputer (hardware), perangkat lunak, jaringan komputer dan bandwith Internet yang memerlukan dukungan pembiayan yang prudent dan berkesinambungan.

Kebijakan technology-oriented ini secara perlahan sudah dilaksanakan di lingkungan Unpatti. Hal ini terlihat dari beberapa perkembangan implementasi dan pemanfaatan teknologi TI terkini di lingkungan Unpatti. Fakultas Hukum telah memulai penggunaan sistem presensi perkuliahan daring bagi dosen dan mahasiswa, juga memiliki sarana video conference dengan mahkamah konstitusi. Fakultas Kedokteran menggunakan metode Computer Based-Test (CBT) dengan dukungan sarana komputer yang memadai dalam melakukan ujian profesi kedokteran bagi lulusannya. Fakultas ISIP melakukan peningkatan sarana TI berupa peningkatan ketersediaan titik akses Internet nirkabel (hot-spot wi-fi) yang mampu untuk melayani koneksi bersama (concurrency connections) sebanyak 2000 pengguna pada kseluruhan titik-titik akses yang tersedia dengan kemampuan throughput lebar pita data sekitar 800 Mbps per titik akses. Fakultas Teknik terus mengembangkan keakhlian-keakhlian yang berhubungan dengan rekayasa produk berbasis teknologi komputer seperti Computer Aided Design (CAD), Computer Aided Manufacturing (CAM) dan Computer Numerical Control (CNC). Selain itu, Fakultas Teknik juga telah melakukan implementasi sistem akademik internal sebagai suatu cikal bakal sumber big data akademik untuk membantu pihak fakultas dalam manajemen administrasi akademik dan mendukung proses pengambilan kebijakan dibidang Akademik.

Pada level Universitas dalam tahun ini telah dilakukan penambahan 200 unit komputer pada UPT TIK berlokasi di lantai II dan III Gedung Registrasi. Unit-unit komputer baru ini sementara digunakan untuk keperluan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) bagi penerimaan mahasiswa baru jalur SBMPTN 2019. Penambahan jumlah komputer ini sekaligus juga menambah jumlah komputer tersedia yang dapat di gunakan oleh mahasiswa dari fakultas-fakultas untuk keperluan pembelajaran berbasis komputer

Reorientasi Kurikulum – tantangan memasuki era Revolusi Industri 4.0 mengharuskan kita untuk memiliki kurikulum yang dinamis yang disesuaikan sesuai tren teknologi untuk setiap bidang ilmu [11]. Perlu dilakukan telaah terhadap kurikulum-kurikulum yang digunakan untuk mengevaluasi apakah isi kurikulum dapat menjawab kebutuhan keakhlian-keakhlian untuk menjawab tantangan angkatan kerja di era Revolusi Industri 4.0. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan reorientasi kurikulum adalah hal-hal seperti, kemampuan berpikir kritis, memiliki kreatifitas dan kemampuan berinovasi, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi yang baik, kemampuan kerjasama, serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Dalam menyusun kurikulum untuk Pendidikan 4.0 guna menyiapkan lulusan yang dapat bersaing di era Revolusi Industri 4.0 maka Universitas perlu memiliki kemampuan dalam memahami / mengenal perkembangan-perkembangan teknologi terkait yang sementara ini terus terjadi dan yang terjadi dengan sangat cepat. Unpatti kedepannya perlu untuk melakukan persiapan-persiapan dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan tren perkembangan teknologi serta juga perlu memiliki visi dan rencana strategis untuk menunjang tujuan tersebut.

Dalam implementasi hasil-hasil orientasi kurikulum maka peranan lembaga penjaminan mutu pedidikan diperlukan untuk mengukur capaian dari segi standar mutu yang berlaku. Dengan demikian lembaga ini perlu juga mengadopsi berbagai tolok ukur baru yang menjadi bagian tuntutan bagi internal Unpatti untuk memenuhi standar kualitas pendidikan menuju Revolusi Industri 4.0.

Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan sarana-sarana berbasis TI yang sudah ada di lingkungan Universitas dan masing-masing fakultas, program pasca, lembaga dan unit-unit kerja. Hal ini perlu dilakukan agar Universitas Pattimura merupakan satu-satunya PTN dengan infrastruktur TI dan ketersediaan koneksi Internet yang terbesar di Maluku untuk institusi pendidikan, dapat secara berkelanjutan melayani sivitas akademikanya dalam kebutuhan TI untuk menjalankan seluruh proses-proses bisnisnya.

Integrasi pengembangan dan pemanfaatan teknologi. Cukup banyak sistem-sistem TI yang dibuat di Unpatti untuk terutamanya mendukung kegiatan akademik. Hal ini akan dapat memperkuat Unpatti untuk bergerak menyongsong era Revolusi Industri 4.0.

Unpatti sudah memiliki berbagai sistem berbasis TI seperti website, email, Learning Manajemen System (e-Learning), Repository Journal, Sistim Akademik, koleksi ebook, sistem informasi kepegawaian dan lain-lainnya, yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi pada level tertinggi dalam hal jaringan LAN dan Internet dengan teknologi IP Transit untuk mendistribusikan Bandwidth Internet tersedia sebesar 500 Mbps.

Untuk dapat mengetahui dan langsung mengakses sistem-sistem yang telah terimplementasi tersebut maka dimulai dengan melakukan pencarian melalui mesin pencari Google atau Bing, menggunakan kata-kata kunci yang sesuai misal website unpatti, ejournal unpatti, ebook unpatti, email unpatti dan lain-lain sesuai kebutuhan nama sistem yang hendak dicari.

Sistem-sistem yang telah terimplementasi tersebut perlu secara berkesinambungan dikembangkan, dan yang terutama adalah perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan di level Universitas. Terutama kebijakan yang mengarahkan untuk pengintegrasian sistem-sistem yang di level fakultas / unit kerja dan di level Universitas. Dengan demikian dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0, salah satu prioritas yang perlu dilakukan adalah melakukan proses integrasi berbagai komponen teknologi penghasil big data dan peralatan-peralatan IoT (Internet of Things) agar saling terintegrasi, terhubung dan dapat saling bertukar data. Integrasi sistem-sistem juga akan mempermudah proses pemgembangan dan pemeliharaan. Sistem terintegrasi akan memberikan pemanfaatan yang lebih baik dari sisi pemanfaatan big data yang dihasilkan untuk keperluan-keperluan analisis yang berguna dalam proses pengambilan keputusan terutama big data yang berasal dari sistem akademik yang kita miliki.

Manfaat dari pengintegrasian sistem dapat dicontoh pada penggunaan sistem prensensi (absensi) elektronik dengan identifikasi wajah atau sidik jari. Sekarang ini mesin-mesin presensi di lingkungan Universitas belum saling terhubung sehingga big data presensi tidak dapat disimpan secara keseluruhan ke suatu server/komputer pusat yang nantinya informasi presesensi tersebut dapat digunakan sebagai suatu big data yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan bagi evaluasi kinerja dosen dan pegawai yang lebih lanjut berguna dalam penentuan besarnya pembayaran insentif dalam skema Badan Layanan Umum (BLU).

Membentuk think-tank atau mendayagunakan unit kerja terkait yang telah ada sesuai OTK dalam menentukan kebijakan pengembangan TriDharma PT yang terafiliasi kepada tren penyiapan lulusan, hasil-hasil riset dan ketersediaan SDM yang cakap dalam memanfaatkan teknologi bagi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademik (pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat) serta juga pada kegiatan administrasi umum dan keuangan. Hal ini bertujuan untuk dapat menyusun langkah-langkah praktis dala meningkatkan Kemampuan dan skill SDM di lingkungan Unpatti dalam menggunakan berbagai sarana teknologi (hardware dan software) dalam menunjang proses bisnis. Berapa banyak yang dapat menggunakan spreadsheet, wordprocessing, presentation maker dan berbagai tools lainnya yang tersedia.

Bidang penelitian dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 perlu mendapat beberapa perhatian, yang mendesak adalah penyediaan perangkat-perangkat lunak aplikasi dan sistem operasi yang berlisensi resmi yang digunakan untuk pengolah kata dan pengolah angka, serta aplikasi perangkat lunak untuk analisa numerik dan statistik yang diperlukan dalam mengolah data-data hasil penelitian. Penggunaan perangkat lunak yang berlisensi sangat diperlukan apabila hasil-hasil penelitian akan dipublikasikan di level Internasional dan juga untuk mengikuti undang-undang HAKI.

Peningkatan ketersediaan SDM yang memadai. Perencanaan yang baik dan terstruktur, ketersediaan sumber daya manusia, dan alokasi ketersediaan dana adalah faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan. Unpatti perlu berani untuk mengalokasikan persentasi dana yang signifikan untuk menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi yang cukup dalam membantu pengelolaan berbagai bisnis proses internal untuk berkompetisi di era Revolusi Industri 4.0.

Sumber daya manusia yang akan mengelola perangkat, sistem dan aplikasi TI di lingkungan Unpatti juga perlu direncanakan ketersediaannya ke depan, karena jumlah tenaga bidang TI yang diperlukan untuk mendukung pelayanan TI masih belum memadai. Dengan demikian diperlukan juga perencanaan dan pemetaan rekrutmen sumber daya manusia dalam kualifikasi TI yang dapat menunjang Unpatti dalam menghadapi tantangan di bidang TriDharma PT di dalam era Revolusi Industri 4.0.

Pengayaan metode belajar-mengajar (bertahap), penggunaan TI, audio / video, e-learning, e-book, dan e-journal. Pembelajaran kelas-kelas jauh PJJ/PSDKU secara perlahan dan bertahap dapat menggunakan metode blended learning, memanfaatkan sarana video conference, e-learning dan media-media daring lainnya. Perlu juga direncanakan untuk penyediaan ruang-ruang khusus berbasis IT untuk kegiatan belajar mandiri bagi mahasiswa. Penyediaan co-working space yang dilengkapi dengan sarana TI bagi mahasiswa dan sarana belajar mandiri sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesiapan lulusan dengan literasi digital yang lebih baik.

Budget sharing dalam rangka mendukung pendanaan guna peningkatan sarana-sarana berbasis teknologi informasi. Budget sharing diusulkan untuk digunakan pada skema penyediaan pembiayaan. Pembiayaan dapat disediakan dalam persentasi tertentu dari Fakultas-fakultas dan Program pasca sarjana guna digunakan untuk membangun ketersediaan sarana pembelajaran yang dapat dimanfaatkan pada level Universitas oleh semua. Usulan ini mengacu kepada kebijakan pembagian 20% : 80 % menyebabkan kesulitan dalam merancang dan merealisasikan langkah-langkah strategis pemeliharan dan pemgembangan sarana TI yang akan semakin diperlukan menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

Akuisisi perangkat teknologi TI yang memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga hal ini perlu direncanakan dengan baik serta dapat dilakukan pengadaannya secara bertahap sehingga pendanaan yang diperlukan dapat teralokasi, serta juga mempertimbangkan faktor prioritas. Kita dapat mengikuti perkembangan dan menguasai teknologi, jika kita memiliki kemauan belajar dan kemampuan untuk mendapatkan sarana yang diperlukan untuk menguasai teknologi tersebut. Dengan demikian, keniscayaan untuk menyediakan alokasi pendanaan yang proporsional untuk belanja teknologi guna menunjang berbagai aktifitas TriDharma PT di Unpatti akan menjadi tanggung jawab kita bersama.

Analisa Big Data Sistem Akademik
Satu contoh best practice yang banyak dilakukan di lingkungan perguruan tinggi dalam hubungannya dengan big data adalah dengan melakukan analisis data-data dari sistem akademik yang dimiliki. Sistem akademik merupakan sumber big data internal di perguruan tinggi yang berguna jika big data ini dapat dianalisa untuk berbagai keperluan evaluasi terhadap berbagai parameter akademik yang dapat dijadikan tolok ukur penentuan kebijakan-kebijakan terkait di lingkungan perguruan tinggi. Sumber big data akademik yang dimiliki dapat salah satunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan evaluasi karena dengan penggunaannya dapat diperoleh informasi mengenai kemampuan pencapaian proses belajar-mengajar dengan mempelajari data akademik seperti angka-angka Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh, per-individu, per kelas, pada level fakultas, maupun level universitas.

Bina Mulia Kelautan
Lalu bagaimana kita dapat menyelaraskan visi Bina Mulia ke Lautan yang merupaka Pola Ilmiah Pokok Unpatti. Menghubungkan visi Bina Mulia Kelautan untuk menjawab tantangan memasuki era RI4.0 masih memerlukan kajian dari kita semua.

Bagaimana kita mengeksplorasi laut dan hasil-hasilnya agar dapat menjadi bagian dari TriDharma perguruan tinggi di Unpatti. Langkah awal atau pemikiran awal/umum yang dapat disumbangkan saat ini adalah bagaimana kita dapat memperoleh sebanyak mungkin big data yang berasal dari laut. Sebagai misal, data tingkat kepadatan plankton per liter air laut di Teluk Baguala dalam jangka waktu per bulan selama, 1 tahun misalnya. Atau berapa kecepatan arus arus laut dibawah jembatan merah putih yang dapat didata selama 1 tahun.

Tingkat kepadatan plankton/salinitas air laut nantinya dapat digunakan untuk menarik simpulan lanjut mengenai kondisi perairan Teluk Baguala yang tentunya merupakan domain kompentensi bidang perikanan untuk dianalisa lebih lanjut. Namun yang hendak disampaikan disini adalah bahwa cara pengambilan data untuk hal-hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi IoT (Internet of Things) dan skema big data acquisition.

Beberapa Sensor salinitas air laut ditempatkan di Teluk Baguala dan hasil secara berlanjut dalam interval yang dapat diatur misalnya perjam selama 24 jam selama 365 hari dapat dikirimkan dengan media nirkabel ke suatu server system data logger di Unpatti. Dalam 1 tahun informasi ini akan menjadi big data yang menarik untuk dianalisa, dan menjadi objek penelitian dan juga menjadi studi kasus bagi kelas perkuliahan.

Penutup
Universitas Pattimura (Unpatti) adalah kampus orang bersaudara, kita semua yang menjadi bagian dari Unpatti dalam menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing perlu mengedepankan persaudaraan, karena melalui persaudaraan yang kuat kita memiliki dasar yang teguh untuk menjiwai semangat Hotumese yaitu semangat untuk berkembang dalam tantangan. Tantangan demi tantangan dalam memajukan Unpatti ke depan akan selalu datang silih berganti, namun Unpatti sebagai insititusi pendidikan tinggi harus terus bergerak maju menyelesaikan tantangan demi tantangan dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era Revolusi Industri 4.0 ini.

Selamat merayakan Dies Natalis ke-56, Dirgahayu Universitas Pattimura. Kiranya Tuhan yang Maha Esa memberkati dan melindungi kita semua dalam tugas dan tanggung jawab kita.

Demikian penyampaian orasi ilmiah dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Pattimura yang ke-56 Tahun 2019. Terima kasih.

Daftar Rujukan

  1. http://www.koran-jakarta.com/revolusi-4-0-di-perguruan-tinggi, di akses pada 17 April 2019.
  2. Dariusz Plinta, 2016, New information technologies in production enterprises, Advanced -industrial engineering, Industry 4.0, Bielsko-Biała, Warsaw.
  3. https://www.monash.edu.my/news-and-events/pages/latest/articles/2018/how-universities-should-prepare-for-industry-4.0 di akses pada 15 April 2019.
  4. Nancy W. Gleason (Editor), 2018, Higher Eduction in the Era of Fourth Industrial Revolution, Palgrave MacMillan, Singapore.
  5. Kaushik Das, et. al., 2018, Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity, McKinsey & Company Indonesia Office, Jakarta.
  6. https://www.nst.com.my/education/2018/01/323591/higher-education-era-ir-40, di akses pada 18 April 2019.
  7. Kemenristekdikti, 2018, Majalah RistekDikti Vol. 8, No. 1, Tahun 2018, Jakarta
  8. https://m.nscpolteksby.ac.id/detailberita-440-pendidikan+tinggi+di+era+digital+dan+revolusi+industri+4.0, diakses pada 17 April 2019.
  9. European Commission, 2013, Factories of the future – Multi-annual roadmap for the contractual PPP under Horizon 2020, 
https://www.scribd.com/document/271903700/Factories-of-the-Future-2020-Roadmap# diakses pada 18 April 2019.
  10. Meylinda Maria, et. al, 2016, Malaysian Higher Education Towards Industry 4.0 – Current Trend Overview, Proceedings of the 3rd International Conference on Applied Science and Technology, AIP Publishing, Kuala Lumpur
  11. https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-info/revolusi-industri-4-0, di akses pada 16 April 2019.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *